Pages

Lorem

Ipsum

Dolor

Diberdayakan oleh Blogger.

Lorem

Chemistry

Chemistry

Ipsum

Dolor

Top Tabs

Rabu, 10 September 2014

PISANG KARBITAN ( SALAH SATU MANFAAT ALKUNA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI )




 1.    PENGENALAN
Untuk postingan pertama ini saya akan membahas mengenai salah satu senyawa yang termasuk bagian dari senyawa hidrokarbon yaitu alkuna. Mungkin hanya akan sedikit dibahas mengenai apa itu alkuna karena postingan pertama ini lebih mengarah kepada penggunaan dan manfaat dari senyawa alkuna itu sendiri.

2.    SENYAWA HIDROKARBON
Sebelumnya kita akan membahas sedikit mengenai apa itu senyawa hidrokarbon. Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen (H) dan atom karbon (C). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan lain-lain.
Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2 golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.
Sampai saat ini terdapat lebih kurang dua juta senyawa hidrokarbon. sifat senyawa-senyawa hidrokarbon ditentukan oleh struktur dan jenis ikatan koevalen antar atom karbon.oleh karena itu,untuk memudahkan mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak,para ahli melakukan pergolongan hidrokarbon berdasarkan strukturnya,danjenis ikatan koevalen antar atom karbon dalam molekulnya.
Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2 golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.

  •      Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana.
  •      Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya terdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna.
  •       Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai C nya melingkar dan lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping. Golongan ini terbagi lagi menjadi senyawa alisiklik dan aromatik. Senyawa alisiklik yaitu senyawa karbon alifatik yang membentuk rantai tertutup.
  •      Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang membentuk rantai benzena.

3.    ALKUNA

Suatu senyawa dikatakan senyawa Hidrokarbon apabila senyawa yang tersusun oleh atom karbon (C) dan hidrogen (H). Hidrokarbon terbagi menjadi 3 kelompok yaitu hidrokarbon alifatik, hidokarbon alisiklik dan hidrokarbon aromatik. yang termasuk hidrokarbon – alifatik yaitu alkana, alkena dan alkuna – alisiklik yaitu sikloalkana dan sikloalkena – aromatik yaitu benzena dan turunannya.
 Alkuna adalah suatu golongan hidrokarbon alifatik yang mempunyai gugus fungsi berupa ikatan ganda tiga karbon-karbon (-C≡C-). Salah satunya adalah etuna yang disebut juga sebagai asetilen dalam perdagangan atau sebagai pengelasan. Catat bahwa akhir nama masing-masing adalah -una. Akhiran ini menunjukkan adanya rangkap tiga di dalam molekul. Rumus umum untuk alkuna ini adalah CnH2n-2. Alkuna juga merupakan contoh dari deret homolog.
Seperti halnya ikatan rangkap dalam alkena, ikatan ganda tiga dalam alkuna juga disebut ikatan tidak jenuh. Ketidakjenuhan ikatan ganda tiga karbon-karbon lebih besar daripada ikatan rangkap. Oleh karena itu kemampuannya bereaksi dengan pereaksi-peraksi yang dapat bereaksi dengan alkena juga lebih besar. Hal inilah yang menyebabkan golongan alkuna memiliki peranan khusus dalam sintesis senyawa organik.
Adapun manfaat alkuna dalam kehidupan yaitu:
  1. Gas asetilena (etuna) digunakan untuk bahan bakar las. Ketika asetilena dibakar dengan oksigen maka dapat mencapai suhu 3000º C. Suhu tinggi tersebut mampu digunakan untuk melelehkan logam dan menyatukan pecahan-pecahan logam.

  1. Asetilena terklorinasi digunakan sebagai pelarut. Asetilena klorida juga digunakan untuk bahan awal pembuatan polivinil klorida (PVC) dan poliakrilonitril.
  2. Karbanion alkuna merupakan nukleofil yang sangat bagus dan bisa digunakan untuk menyerang senyawa karbonil dan alkil halida untuk melangsungkan reaksi adisi. Dengan demikian sangat penting untuk menambah panjang rantai senyawa organik
Nah, setelah beberapa penjelasan tadi maka sekarang kita akan membahas khusus artikel mengenai manfaat alkuna dalam kehidupan sehari-hari .
4.    KALSIUM KARBIDA

Baiklah langsung saja, gas karbit (kalsium karbida) ini dapat memberikan manfaat kepada manusia. Gas karbit ini merupakan salah satu kegunaan dari alkuna atau tepatnya etuna (C2 H2). Manfaat itu diantaranya, untuk las logam, dan untuk pematangan pisang.
Tulisan dibawah ini akan membahas tentang apa sih kalsium karbida dan apa saja penggunaan dari kalsium karbida.

Pengenalan Kalsium Karbida
Kalsium Karbida
Nama IUPAC
Kalsium Karbida
Pengecam
Nomor CAS
(75-20-7)
Sifat
Formula molekul
CaC2
Jisim molar
64,2g/mol
Rupa bentuk
Serbuk putih kehablur kelabu/hitam
Ketumpatan
2,22g/cm3, pepejal (gred industri)
Takar lebur
mereput
Kebolehan larutan di dalam air


Kalsium karbida merupakan satu sebatian kimia dengan formula CaC2. Bahan ini tidak berwarna dalam keadan tulen, tetapi kebanyakan sample kelihatan berwarna hitam. Kegunaan utama di dalam industri ialah penghasil gas asetilena. Kalsium karbida dihasilkan secara industri dengan mengguna relau arka elektrik yang dimuat dengan campuran batu kapur dan arang batu pada suhu lebih kurang 2000ºC. Kaedah ini berubah sejak pengenalannya tahun 1888.
CaO+3C          CaC2+CO
Suhu tinggi yang diperlukan bagi tindak balas ini secara partikalnya mustahil dicapai jika menggunakan kaedah pembakaran tradisional, maka tindak balas dilakukan pada relau arka elektrik dengan elektrik grafik. Hasil karbida mengandung lebih kurang 80% kalsium karbida dari segi beratnya. Karbida tersebut kemudian dihancurkan lagi menghasilkan ketulan kecil. Kandungan CaC2.Di dalam hasil dianggarkan dengan mengukur jumlah asitelena yang dihasilkan melalui proses hidrolisasi. Sebagai contoh, kepada piawaian British dan Jerman bagi kandungan pecahan lebih kasar ialah masing-masing sejumlah 295L/kg dan 300L/kg. Bendasing yang terkandung di dalam karbida termasuklah fosoida yang menghasilkan fosfina juga dihidrolisasikan. 
Kalsium karbida digunakan bagi aplikasi berikut :
  •     Penghasilan asitelina, melalui tindak balas kalsium karrbida dengan air yaitu : CaC2+2H2O→ C2H2+Ca(OH)2
  •          Penghasil kalsium sianamida, melalui proses tindak balas dengan nitrogen pada suhu tinggi yaitu : CaC2+N2→CaCN2+C
  •              Penghasil keluli, terutamanya bagi penyingkiran sulphur yang terkandung dalam bijih besi
  •       Lampu karbida, digunakan pada model-model kereta terwal serta semasa melombong (kcuali di lombong arang batu karena kehadiran gas-gas mudah terbakar yang berbahaya) tapi kini telah digantikan oleh lampu elektrik
  •             Sebagai sumber gas aseti lena untuk menjadikan buah-buahan cepat masak
  •            Sebagai bahan api bagi mariam buluh
4.    PENGARUH KARBIT TERHADAP PEMATANGAN BUAH PISANG.



Buah pisang, terutama yang matang, memiliki beberapa kandungan seperti protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, serat, beberapa vitamin (A,B1, B2 dan C), zat besi, dan niacin. Kandungan mineralnya yang menonjol adalah kalium (Wirakusumah, Emma S, 1977).
Zat-zat tersebut sangat diperlukan dalam tubuh manusia. Bukan itu saja, pisang termasuk buah yang murah-meriah dan mudah didapat sepanjang tahun. pemasakan yang lebih cepat, yakni menggunakan karbit (kalsium karbor). Jangankan buah pisang yang umurnya tua, pisang yang umurnya masih tergolong muda (belum siap panen) pun akan segera matang walau dari sisi aroma atau rasa kurang nyaman. Dengan karbit, ibu-ibu merasa senang karena pisangnya cepat matang dengan warna yang sama dengan proses pematangan secara alami atau matang di pohon. Tetapi, pisang yang matang karena dikarbit cepat membusuk. Setelah kulit pisang yang dimatangkan dengan karbit dijadikan makanan ternak, ternyata berdampak buruk terhadap kesehatan ternak itu. Ternak menjadi sakit. Bagaimana dampaknya terhadap kesehatan manusia yang mengkonsumsi pisang karbitan, tampaknya masih perlu penelitian lebih jauh. merusak lingkungan jika dibuang begitu saja di sembarang tempapengaruhnya terhapat proses pembusukan.
Dari penelitiannya diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Pisang yang dimatangkan dengan karbit paling cepat (tidak sampai tiga hari) matangnya, tetapi proses pembusukannya pun paling cepat.
Karbit atau Kalsium karbida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CaC2. Karbit digunakan dalam proses las karbit dan juga dapat mempercepat pematangan buah. Persamaan reaksi Kalsium Karbida dengan air adalah :
CaC2 + 2 H2O → C2H2 + Ca(OH)2
Karena itu 1 gram CaC2 menghasilkan 349ml asetilen. Pada proses las karbit, asetilen yang dihasilkan kemudian dibakar untuk menghasilkan panas yang diperlukan dalam pengelasan
Gas etilen
Karbit memang telah lama digunakan secara tradisional untuk memacu kematangan buah. Efektivitasnya hanya seperseratus jika dibandingkan etilen. Siapa sangka selain pemacu kematangan, gas asetilen yang dihasilkan dari karbit juga bermanfaat untuk menghilangkan warna hijau.

6.    ASETILENA

Asetilena (nama sistematis etuna) adalah suatu hidrokarbon yang tergolong kepada alkuna, dengan rumus C2H2 Asetilena merupakan alkuna yang paling sederhana, karena hanya terdiri dari dua atom karbon dan dua atom hidrogen. Pada asetilena, kedua karbon terikat melalui ikatan rangkap tiga dan masing-masing atom karbon memiliki hibridisasi orbital  untuk ikatan sigma. Hal ini menyebabkan keempat atom pada asetilena terletak pada satu garis lurus, dengan sudut C-C-H sebesar 180°.Asetilena ditemukan oleh edmund davy pada 1836, yang menyebutnya karburet baru dari hidrogen. Nama asetilena diberikan oleh kimiawan prancis Marcellin Berthellot pada 1860 

a.Pembuatan
Bahan utama pembuatan asetilena adalah kalsium karbonat dan batu bara. Kalsium karbonat diubah terlebih dahulu menjadi kalsium oksida dan batubara diubah menjadi arang, dan keduanya direaksikan menjadi kalsium karbida dan karbon monoksida
CaO + 3C → CaC2 + CO
Kalsium karbida (atau kalsium asetilida) kemudian direaksikan dengan air dengan berbagai metode, menghasilkan asetilena dan kalsium hidroksida. 
CaC2 + 2H2O → Ca(OH)2 + C2H2
Sintesis kalsium karbida memerlukan temperatur yang amat tinggi, ~2000 derajat Celsius, sehingga reaksi tersebut dilakukan di dalam sebuah tungku bunga api listrik . Reaksi ini merupakan bagian penting dari revolusi di bidang kimia pada akhir 1800-an
Asetilena juga dapat dihasilkan dengan reaksi pembakaran  parsial metana  dengan oksigen  atau dengan reaksi cracking  dari hidrokarbon yang lebih besar.
Berthelot dapat membuat asetilena dari metanol, etanol, etilena atau eter  dengan cara melewatkan gas atau uap dari salah satu zat tersebut melalui tabung merah panas. Berthelot juga menemukan asetilena dapat dibuat dengan cara memberikan kejutan listrik terhadap gas-gas sianogen dan hidrogen . Ia juga dapat membuat asetilena dengan mereaksikan hidrogen murni dan karbon secara langsung dengan menggunakan tegangan listrik.

b.Reaksi
Reaksi pirolisis asetilena dimulai pada temperatur 400 °C(673 K) (cukup rendah untuk hidrokarbon). Hasil utamanya adalah dimer vinilasetilena (C4H4) dan benzena. Pada temperatur diatas 900 °C(1173 K), hasil utama reaksi adalah jelaga (karbon hitam).
Berthelot menunjukkan bahwa senyawa alifatik dapat diubah menjadi senyawa aromatik  dengan memanaskan asetilena di dalam tabung reaksi menghasilkan benzena dan sedikit toluena. Berthelot juga mengoksidasi  asetilena menghasilkan asam asetat dan asam oksalat. Ia juga menemukan reduksi asetilena dengan hidrogen menghasilkan etilena dan etana
polimerasi asetilena dengan katalis Ziegler-Natta menghasilkan lapisan poliasetilena. Poliasetilena, rantai molekul karbon dengan ikatan tunggal dan ganda berselang-seling, merupakan semi konduktor organik yang pertama sekali ditemukan; reaksi dengan iodin menghasilkan bahan yang amat konduktif.

1    Reaksi-Reaksi Reppe
Walter Reppe menemukan bahwa asetilena dapat bereaksi pada tekanan tinggi dengan katalis logam  berat menghasilkan senyawa-senyawa yang penting dalam industri
·         Asetilena bereaksi dengan alkohol, hidrogen sianida, hidrogen klorida atau asam karboksilat menghasilkan senyawa-senyawa vinil
·         Dengan aldehida menghasilkan diol etunil.
Misalnya asetilena dan formaldehida menghasilkan 1,4-butunadiol sesuai reaksi dibawah ini, yang digunakan dalam industri
HCCH + CH2O → CH2(OH)CCCH2OH
·         Dengan karbon monoksida menghasilkan asam akrilat, atau ester akrilat, yang dapat digunakan untuk memproduksi kaca akrilat.
·         Siklisisasi menghasilkan benzena dan siklooktatetraena:

   
7.    LAS KARBIT


Las Gas/Karbit adalah proses penyambungan logam dengan logam (pengelasan) yang menggunakan gas karbit (gas aseteline=C2H2) sebagai bahan bakar, prosesnya adalah membakar bahan bakar gas dengan O2 sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi. Sebagai bahan bakar dapat digunakan gas-gas asetilena, propana atau hidrogen. Ketiga bahan bakar ini yang paling banyak digunakan adalah gas asetilena, sehingga las gas pada umumnya diartikan sebagai las oksi-asetelin. Karena tidak menggunakan tenaga listrik, las oksi-asetelin banyak dipakai di lapangan walaupun pemakaiannya tidak sebanyak las busur elektroda terbungkus.
Las karbit atau las asetilen adalah salah satu perkakas perbengkelan yang sering ditemui. Pengoperasiannya yang cukup mudah membuatnya sering digunakan untuk menghubungkan dua logam atau welding. Lalu apa saja yang perlu diperhatikan dan diperlukan dalam penangan alat perkakas ini.Las karbit adalah pembahasaan yang umum berada di masyarakat untuk menyebut pengelasan Asetilin.Secara umum, perkakas las asetilen adalah alat penyambung logam melalui proses pelelehan logam dengan menggunakan energi panas hasil pembakaran campuran gas asetilin dan gas oksigen.

Bagian-Bagian dan Fungsi las karbit
Tabung gas oksigen, berisi gas oksigen yang berfungsi dalam proses pembakaran.
Tabung gas asetilen, berisi gas asetilen yang berfungsi sebagai bahan bakar dalam proses pembakaran.
Regulator, berfungsi untuk mengatur aliran dari masing-masing gas.
Selang penyalur, berfungsi untuk menghubungkan atau mengalirkan gas dari tabung gas oksigen dan asetilen menuju brander.
Brander, berfungsi untuk mengatur campuran gas oksigen dan asetilen serta pembakarannya.

Kualitas api dari las karbit
Nyala Api Netral
Kegunaan dari nyala api netral ini untuk heat treatment logam agar mengalami surface hardening.Nyala api kerucut dalam berwarna putih menyala. Nyala api kerucut antara tidak ada. Nyala api kerucut luar berwarna kuning.
Nyala Api Oksigen Lebih
Sering digunakan untuk pengelasan logam perunggu dan kuningan.Setelah dicapai nyala api netral kemudian kita kurangi aliran gas asetilen maka akan dapatkan nyala api oksigen lebih. Nyala apinya pendek dan berwarna ungu, nyala kerucut luarnya juga pendek.
Nyala Api Asetilen Lebih
Setelah dicapai nyala api netral kemudian kita mengurangi aliran gas oksigen.Nyala api menampakkan kerucut api dalam dan antara. Nyala api luar berwarna biru.

Kegunaan Las Asetilen
Perangkat perbengkelan las karbit digunakan untuk memotong dan menyambung benda kerja yang terbuat dari logam (plat besi, pipa dan poros)
Las gas, yang dilapangan lebih dikenal dengan istilah las karbit, sebenarnya adalah pengelasan yang dilaksanakan dengan pencampuran 2 jenis gas sebagai pembentuk nyala api dan sebagai sumber panas. Dalam proses las gas ini, gas yang digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas lain sebagai gas bahan bakar (fuel gas).  Gas bahan bakar yang paling popular dan paling banyak digunakan dibengkel-bengkel adalah gas Asetilen ( dari kata “acetylene”, dan memiliki rumus kimia C2H2 ). Gas ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan gas bahan bakar lain. Kelebihan yang dimiliki gas Asetilen antara lain, menghasilkan temperature nyala api lebih tinggi dari gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara ataupun Oksigen.
Gas-gas lain yang juga berperan adalah gas propane (LPG), methane dan hydrogen. Karena temperature nyala api yang dihasilkan lebih rendah dari gas asitilen maka ketiga jenis gas ini jarang dipakai sebagai gas pencampur.Seperti disebutkan, gas Asetilen merupakan jenis gas yang paling banyak digunakan sebagi bahan pencampuran dengan gas Oksigen. Jika gas Asetilen digunakan sebagi gas pencampur maka seringkali proses pengelasan disebut dengan las karbit. Gas Asetilen ini sebenarnya dihasilkan dari reaksi batu Kalsium KARBIDA (orang-orang menyebut karbit) dengan air. Jadi jika Kalsium Karbida ini disiram atau dicelupkan ke dalam air maka akan terbentuk gas Asetilen. Jadi penyebutan nama las karbit hanya untuk mencirikan bahwa gas yang digunakan salah satunya adalah gas Asetilen.
Selain dikenal dengan nama las karbit, kadang-kadang masyarakat umum menyebut kan juga dengan nama lain yaitu las MDQ. Penyebutan nama MDQ ini sesungguhnya mengacu pada satu merk batu karbit. Jadi nama las karbit atau las asetilen atau las MDQ sebenarnya adalah satu nama proses las yan sama. Untuk dapat melakukan pengelasan dengan cara las gas, diperlukan peralatan seperti tabung gas Oksigen dan tabung gas Asetilen, katup tabung, regulator (pengatur tekanan gas), selang gas dan torch (brander). Kedua gas Oksigen dan Asetilen keluar dari masing-masing tabung dengan tekanan tertentu, mengalir menuju torch melalui regulator dan selang gas. Setelah sampai di torch kedua gas tercampur dan akhirnya keluar dari ujung nosel torch. Dengan bantuan pematik api, campuran gas yang keluar dari ujung nosel membentuk nyala api denagn intensitas tertentu
.

Peralatan dalam Proses Las Gas
Proses las gas (pada tutorial  ini akan sering disebutkan las gas untuk mencirikan bahwa las yang dimaksud adalah las yang melibatkan campuran gas Oksigen dan gas bahan bakar) umumnya dipakai secara manual yaitu dikerjakan oleh tangan juru las. Pengaturan panas dan pemberian kawat las dilakukan oleh kombinasi kedua tangan juru las.Oleh karena itu, kualitas sambungan nantinya akan dipengaruhi oleh ketrampilan dan keahlian si juru las.
Sebenarnya sudah ada pengembangan dari proses las gas ini menjadi semi-otomatis atau “dimensikan”. Tentu saja hal itu dilatarbelakangi oleh keinginan untuk mendapatkan kualitas sambungan yang lebih baik. Dengan system yang sudah otomatis maka pengaturan panas dan pemberian kawat las akan lebih baik lagi. Kebanyakan otomatis system diterapkan apada operasi-operaSI pemotongan pelat logam dimana pada sistem itu kecepatan pemotongan dapat diatur. Proses las gas dapat dilaksanakan dengan pemberian kawat las (atau istilah logam pengisi) atau tidak sama sekali. Satu syarat dimana diperlukan logam pengisi atau tidak adalah dilihat dari ketebalan pelat yang akan di las. Jika pelat itu tipis maka untuk menyambungnya dapat dilakukan tanpa memberikan logam pengisi, sedangkan untuk pelat-pelat tebal diperlukan logam pengisi untuk menjamin sambungan yang optimal. Jika pada pelat tipis dipaksakan harus diberi logam pengisi maka hal itu mungkin saja dilakukan. Akan tetapi pada daerah sambungan akan nampak tonjolan logam las yang terlihat kurang baik.

 
8.    KESIMPULAN

Karbit ini banyak digunakan alam kehidupan sehari-hari seperti las karbit. Las karbit digunakan untuk memotong dan menyambung benda kerja yang terbuat dari logam (plat besi, pipa dan poros). Selain itu, karbit juga digunakan untuk mempercepat proses pematangan buah seperti buah pisang. Dengan karbit, pisang akan cepat matang dengan warna yang sama dengan proses pematangan secara alami atau matang di pohon. Tetapi, pisang yang matang karena dikarbit cepat membusuk.
Sebaiknya karbit disimpan dalam keadaan tertutup agar karbit dapat berfungsi baik dalam proses pematangan buah dan karbit yang telah digunakan tidak bisalagi digunakan untuk pematangan buah yang kedua kalinya.
( Sumber : http://nurleli322hidayati.blogspot.com/2011/10/tugas-tentang-kimia.html )

Untuk teman-teman berikut ada beberapa permasalahan yang butuh untuk dijawab yaitu :


Dapatkan anda memberikan contoh dan penjelasan cara pematangan buah pisang dengan karbit yang dapat dilakukan oleh manusia dalam kehiduan sehari-harinya dan bagaimana dampak dari mengkonsumsi pisang karbitan ?



Terimakasih telah mengunjungi blog saya, silahkan tinggalkan komentar dibawah ini :)
 

Blogger news

Blogroll

About